Jakarta -
Ukraina meluncurkan serangan jarak jauh terbesar menggunakan 117 drone. Serangan tersebut dilakukan terhadap 40 pesawat tempur Rusia di empat pangkalan militer.
Dilansir BBC, Senin (2/6/2025) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan 117 drone digunakan dalam apa yang disebut operasi 'Jaring Laba-laba' atau 'Spider's Web' oleh dinas keamanan SBU. Drone tersebut menyerang "34% dari pesawat pembawa rudal jelajah strategis milik Rusia.
Sebelumnya sumber SBU mengatakan butuh waktu satu setengah tahun untuk mengatur serangan, yang melibatkan drone yang disembunyikan di kabin bergerak dari kayu, dengan atap yang dioperasikan dari jarak jauh pada truk, dibawa ke dekat pangkalan udara dan kemudian ditembakkan "pada waktu yang tepat".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa unggahan di media sosial, Zelensky mengatakan mengucapkan selamat kepada Kepala SBU Vasyl Maliuk atas "hasil yang benar-benar cemerlang" dari operasi tersebut.
Zelenksy mengatakan masing-masing dari 117 pesawat drone yang diluncurkan memiliki pilotnya sendiri.
"Hal yang paling menarik - dan kami sudah dapat mengatakannya secara terbuka - adalah bahwa 'kantor' operasi kami di wilayah Rusia terletak tepat di sebelah FSB Rusia di salah satu wilayah mereka," kata presiden Ukraina.
FSB adalah badan keamanan negara Rusia yang kuat.
Zelensky juga mengatakan bahwa semua orang yang terlibat dalam operasi tersebut telah "dibawa pergi" dengan selamat dari Rusia sebelum serangan.
SBU memperkirakan kerusakan pada penerbangan strategis Rusia bernilai sekitar $7 miliar (£5 miliar), dan berjanji untuk segera mengungkap rincian lebih lanjut.
Namun, klaim Ukraina tersebut belum diverifikasi secara independen.
Sumber di SBU sebelumnya mengatakan kepada BBC dalam sebuah pernyataan bahwa terdapat empat pangkalan udara Rusia yang terkena serangan, dua di antaranya berjarak ribuan mil dari Ukraina:
Belaya di oblast Irkutsk (wilayah), Siberia
Olenya di oblast Murmansk, Rusia paling barat laut
Dyagilevo di oblast Ryazan tengah
Ivanovo di oblast Ivanovo tengah
Sumber SBU mengatakan bahwa di antara pesawat Rusia yang terkena serangan adalah pembom strategis berkemampuan nuklir yang disebut Tu-95 dan Tu-22M3, serta pesawat tempur peringatan dini A-50.
Mereka menggambarkan seluruh operasi sebagai "sangat rumit secara logistik".
"SBU pertama kali menyelundupkan pesawat nirawak FPV ke Rusia, yang diikuti kemudian oleh kabin kayu bergerak. Begitu sampai di wilayah Rusia, pesawat nirawak itu disembunyikan di bawah atap kabin ini, yang telah ditempatkan di kendaraan kargo," kata sumber tersebut.
"Pada saat yang tepat, atap dibuka dari jarak jauh, dan pesawat nirawak lepas landas untuk menyerang pesawat pengebom Rusia," imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Irkutsk Igor Kobzev mengonfirmasi bahwa pesawat nirawak yang menyerang pangkalan militer Belaya di Sredniy, Siberia, diluncurkan dari sebuah truk.
Media Rusia juga melaporkan bahwa serangan lain juga dimulai dengan pesawat nirawak yang muncul dari truk.
Sementara itu Rusia mengonfirmasi serangan Ukraina di lima wilayahnya dengan menyebutnya sebagai "tindakan teroris". Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa "semua serangan berhasil ditangkis" terhadap pangkalan udara militer di wilayah Ivanovo, Ryazan, dan Amur. Pangkalan yang terakhir tidak disebutkan oleh sumber SBU.
Di wilayah Murmansk dan Irkutsk, "beberapa pesawat terbakar" setelah pesawat nirawak diluncurkan dari wilayah sekitar, kata kementerian itu.
Kementerian itu mengatakan semua api berhasil dipadamkan dan tidak ada korban jiwa. "Beberapa pelaku serangan teroris telah ditahan," tambahnya.
Sementara itu, otoritas Ukraina melaporkan serangan drone dan rudal besar-besaran pada malam hari di wilayahnya.
Adapun kedua pihak masing saling menyerang saat negosiator Rusia dan Ukraina menuju Istanbul, Turki, untuk putaran kedua perundingan damai pada hari Senin.
(yld/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini