Bubarnya Aliansi Elon Musk dan Donald Trump

17 hours ago 6

Jakarta -

Hingga Jumat lalu, Presiden Donald Trump masih melontarkan pujian setinggi langit kepada Elon Musk, miliarder pemilik Tesla dan X. Namun tak sampai seminggu berselang, aliansi politik antara kedua tokoh sayap kanan itu resmi ambruk pada Kamis (5/6) dalam sebuah "perceraian publik" yang sengit dan penuh amarah.

Dalam siaran langsung dari Oval Office, Trump mengungkapkan kekecewaannya setelah mantan penasihat dan donor utamanya itu mengkritik rancangan belanja usulannya yang sedang dibahas di Kongres.

Pertikaian keduanya kemudian berlanjut ke media sosial, dengan saling lempar hinaan. Musk menuding, tanpa disertai bukti, bahwa nama Trump tercantum dalam dokumen pemerintah terkait Jeffrey Epstein, pengusaha yang meninggal dunia dalam tahanan karena kasus pelecehan seksual.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perseteruan ini berpotensi menimbulkan dampak politik dan ekonomi besar. Saham Tesla, perusahaan mobil listrik milik Musk, anjlok tajam. Sementara Musk, taipan teknologi kelahiran Afrika Selatan, mengancam akan mengakhiri program pesawat luar angkasa penting milik pemerintah AS.

Namun Trump tampak meremehkan ketegangan tersebut dalam wawancara dengan Politico, Kamis. "Oh, tidak apa-apa. Semua berjalan dengan baik, bahkan lebih baik dari sebelumnya," ujarnya santai.

Adakah peluang rekonsiliasi?

Gedung Putih dijadwalkan melakukan panggilan dengan Musk pada Jumat (6/6) sebagai upaya untuk meredakan situasi, menurut sumber media tersebut. Namun hingga kini belum ada konfirmasi pasti dari kedua belah pihak.

Spekulasi tentang rapuhnya hubungan antara orang terkaya dan orang terkuat di dunia ini memang sudah lama beredar. Tapi betapa cepatnya keretakan merambat tetap membuat Washington terperangah.

"Saya sangat kecewa pada Elon. Saya sudah banyak membantunya," kata Trump di hadapan Kanselir Jerman Friedrich Merz yang tengah berkunjung dan duduk diam menyaksikan.

"Elon dan saya dulu punya hubungan yang baik. Sekarang? Saya tidak tahu lagi."

Trump yang terdengar tersinggung, mengatakan bahwa hanya seminggu lalu dia mengadakan acara perpisahan mewah untuk Musk yang mundur dari Departemen Efisiensi Pemerintahan DOGE, kementerian yang ditugasi melakukan penghematan di semua lembaga negara.

Namun Trump kemudian menegaskan bahwa dirinya sendiri yang meminta Musk untuk keluar, karena "sudah mulai melelahkan."

Pencabutan kontrak pemerintahan

Musk, yang tercatat sebagai penyumbang terbesar kampanye Trump dengan nilai mencapai 300 juta dolar, menyerang balik dan menyebut sang presiden "tidak tahu berterima kasih." Menurutnya, Trump tidak akan bisa menang dalam Pilpres 2024 tanpa bantuannya.

Ketika pertikaian semakin memanas, Musk kembali menyerang dengan mengklaim bahwa "Trump ada dalam dokumen Epstein," merujuk pada arsip pemerintah terkait pelaku kejahatan seksual tersebut.

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada AFP bahwa unggahan Musk soal Epstein adalah "episode yang disayangkan dari Elon, yang kecewa karena RUU Anggaran tidak mencakup kebijakan yang dia harapkan."

Di platform miliknya, X (dulu Twitter), Musk menjawab "ya" pada cuitan yang menyarankan agar Trump dimakzulkan. Dia juga mengecam kebijakan tarif global Trump yang menurutnya bisa memicu resesi.

Trump akhirnya melayangkan ancaman yang menyasar bisnis Musk langsung, dengan menghentikan kontrak pemerintah bernilai miliaran dolar, termasuk untuk peluncuran roket dan layanan internet satelit Starlink.

"Cara termudah untuk menghemat anggaran, miliar demi miliar dolar, adalah dengan mengakhiri subsidi dan kontrak pemerintah untuk Elon," tulis Trump di Truth Social.

Saham Tesla kena imbas

Tak tinggal diam, Musk membalas dengan mengumumkan bahwa dia akan mulai "menghentikan operasi" pesawat luar angkasa Dragon milik SpaceX yang vital bagi misi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun kemudian dia melunak, membalas cuitan seorang pengguna: "Oke, kami tidak akan membongkar Dragon."

Namun ketika ketegangan akhirnya mereda setelah beberapa jam penuh drama, nilai saham Tesla sudah terpangkas lebih dari 100 miliar dolar.

Hubungan Trump dan Musk sejak awal terlihat mesra. Trump mendukung langkah penghematan DOGE yang dipimpin Musk, dan sang miliarder bahkan sempat menginap di Gedung Putih serta terbang bersama Air Force One.

Namun masa jabatan Musk di DOGE hanya bertahan empat bulan. Dia semakin frustrasi dengan lambannya proses reformasi dan berselisih dengan beberapa anggota kabinet Trump.

Keduanya sempat menjaga ketegangan tetap terkendali meski berbeda pandangan soal RUU Anggaran 2025 yang diusulkan Trump. Hingga akhirnya Musk menyebut rencana tersebut sebagai "aib" karena berpotensi memperbesar defisit anggaran AS.

Kini Washington mengamati dengan cermat dampak dari perseteruan ini.

Musk bahkan mengadakan jajak pendapat di X soal apakah dia harus membentuk partai politik baru. Langkah ini dipercaya bisa mengguncang lanskap politik AS, mengingat kekayaannya yang dapat digunakan untuk memenangkan pemilihan.

Sementara itu, Steve Bannon, sekutu Trump sekaligus pengkritik keras Musk, dilaporkan oleh New York Times menyerukan agar Musk, yang aslinya berasal dari Afrika Selatan, dideportasi dari Amerika Serikat.

Editor: Hendra Pasuhuk

Simak Video 'Elon Musk Sindir RUU Usulan Trump: Keterlaluan!':

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial