Rumah Singgah Tuan Kadi yang Lama 'Mati' Kini Hidup Kembali

2 weeks ago 27

Pekanbaru -

Rumah Singgah Tuan Kadi yang terletak di Pekanbaru, Provinsi Riau hidup kembali setelah sekian tahun 'mati' dan hanya menyimpan sejarah. Bangunan bersejarah yang menjadi tempat singgah bagi sultan Kerajaan Siak itu kini mulai menggeliat kembali.

Sabtu, 10 Mei 2025 malam akhir pekan lalu, Rumah Singgah Tuan Kadi begitu ramai dikunjungi warga. Tua muda, cik dan puan hingga Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Gubernur Abdul Wahid, dan Wali Kota Pekanbaru Agung Haryanto juga hadir meramaikan Rumah Singgah Tuan Kadi malam itu.

Di bawah temaram lampu, syair Melayu terdengar syahdu. Lampu warna-warni berkilauan menghiasi Rumah Singgah Tuan Kadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga ramai-ramai datang ke Rumah Singgah Tuan Kadi membawa keluarga dan kerabat serta pasangannya. Kehadiran penyanyi Iyet Bustami menjadi salah satu daya tarik warga untuk datang mendengarkan suara emasnya.

Rumah Singgah Tuan Kadi di Kampung Senapelan, Pekanbaru, Riau hidup kembali. Bangunan bersejarah ini hidup kembali setelah Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menggagas festival kebudayaan di Rumah Singgah Tuan Kadi.Rumah Singgah Tuan Kadi di Kampung Senapelan, Pekanbaru, Riau hidup kembali. Bangunan bersejarah ini hidup kembali setelah Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menggagas festival kebudayaan di Rumah Singgah Tuan Kadi. (Mei Amelia Rachmat/detikcom)

Sajian budaya dan kesenian Melayu menambah semangat warga untuk datang ke Rumah Singgah Tuan Kadi. Festival Budaya Melayu yang digelar baru-baru ini yang membuat Rumah Singgah Tuan Kadi hidup kembali.

Bangkitnya Rumah Singgah Tuan Kadi ini tak terlepas dari campur tangan Kapolda Irjen Herry Heryawan. Jenderal bintang dua yang disapa Herimen ini menggagas agar Rumah Singgah Tuan Kadi dijadikan sebagai pusat seni dan budaya Melayu Riau.

Ide Irjen Herry Heryawan menghidupkan budaya Melayu di Riau ini muncul saat ia berkunjung ke Rumah Singgah Tuan Kadi di awal menjabat sebagai Kapolda Riau. Herry Heryawan melihat Rumah Singgah Tuan Kadi ini berpotensi menjadi tempat pariwisata yang lebih menarik pengunjung dengan menghadirkan event-event, sekaligus menjadi tempat mengkampanyekan penghijauan di Bumi Lancang Kuning.

Gagasan Irjen Herry Heryawan ini disambut positif oleh Pemprov Riau. Gubernur Riau Abdul Wahid menyampaikan apresiasinya karena ide Kapolda Herry Heryawan inilah Rumah Singgah Tuan Kadi menjadi hidup kembali.

Rumah Singgah Tuan Kadi di Kampung Senapelan, Pekanbaru, Riau hidup kembali. Bangunan bersejarah ini hidup kembali setelah Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menggagas festival kebudayaan di Rumah Singgah Tuan Kadi.Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menggagas festival kebudayaan di Rumah Singgah Tuan Kadi. Di Rumah Singgah Tuan Kadi ini, Irjen Herry Heryawan sekaligus mengkampanyekan penghijauan di Bumi Lancang Kuning. (Mei Amelia Rachmat/detikcom)

"Begitu ada ide dari Pak Kapolda, langsung ada hiburan. Ini merupakan pergelaran seni. Di mana-mana kota, kalau kota maju itu selalu ada pergelaran seni dan saya yakin Kota Riau akan lebih maju dengan adanya pergelaran seni ini," kata Abdul Wahid malam itu.

Abdul Wahid berencana menjadikan kota tua di Pekanbaru ini menjadi kota pariwisata. Pemprov Riau sendiri menganggarkan untuk menata ulang Rumah Singgah Tuan Kadi ini sebagai tempat pariwisata yang dapat menggenjot perekonomian, khususnya di Pekanbaru.

"Saya ingin membangkitkan sejarah lama tentang Kota Pekanbaru. Tahun ini saya sudah anggarkan bagaimana desain menata kota tua, insyaallah kota tua ini akan kita desain menjadi kota pariwisata yang nyaman dan enak dikunjungi orang sehingga dia bernilai sejarah, karena Pekanbaru bermula dari sini, dari Kampung Senapelan," jelas dia.

Kini, Rumah Singgah Tuan Kadi hidup kembali. Setiap akhir pekan, pergelaran seni dan budaya Melayu digelar di Rumah Singgah Tuan Kadi.

Perekonomian Menggeliat

Festival kebudayaan yang digelar setiap akhir pekan di Rumah Singgah Tuan Kadi juga berdampak terhadap perekonomian warga di sekitar. Pedagang dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai bangkit.

Salah satu pedagang bernama Sri, merasakan kehadiran festival kebudayaan di Rumah Singgah Tuan Kadi ini mendatangkan keuntungan baginya. Sri sempat merasakan bagaimana jualannya sepi sebelum adanya festival di Rumah Singgah Tuan Kadi.

"Sebelumnya ada yang datang tapi tidak terlalu ramai. Alhamdulillah sekarang ramai karena setiap malam Minggu ada hiburan, jadi dagangan juga ramai pembeli," kata Sri.

Menurut Sri, sebelumnya Rumah Singgah Tuan Kadi ini hanya dikunjungi wisatawan saat akhir pekan. Sebelumnya, wisatawan yang datang hanya melihat-lihat Rumah Singgah Tuan Kadi sebagai bangunan bersejarah.

Rumah Singgah Tuan Kadi di Kampung Senapelan, Pekanbaru, Riau hidup kembali. Bangunan bersejarah ini hidup kembali setelah Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menggagas festival kebudayaan di Rumah Singgah Tuan Kadi.Kehadiran penyanyi Iyet Bustami semakin memeriahkan Festival Kebudayaan di Rumah Singgah Tuan Kadi, Pekanbaru, Riau, pada Sabtu (10/5/2025) malam. (Mei Amelia Rachmat/detikcom)

Tapi kini, dengan adanya Festival Kebudayaan, Rumah Singgah Tuan Kadi memberikan warna tersendiri. Tak hanya dikunjungi sebagai bangunan sejarah, Rumah Singgah Tuan Kadi kini ikut membangkitkan perekonomian warga sekitar.

"Ya tadinya (pengunjung) cuma datang, lihat-lihat ke Rumah Singgah Tuan Kadi, lalu pergi. Tapi sekarang ramai karena ada hiburan juga," ucap Sri.

Sejarah Singkat Rumah Singgah Tuan Kadi

Sebagai informasi, Rumah Singgah Tuan Kadi merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Pekanbaru. Rumah ini menjadi rumah singgah bagi Sultan Siak saat beliau berkunjung ke Senapelan yang menjadi cikal bakal Kota Pekanbaru.

Mengutip laman Pekanbaru.go.id, Rumah Singgah Tuan Kadi ini dibangun di tepi Sungai Siak pada abad ke-20. Disebut rumah singgah, karena tatkala itu Sultan Syarif Kasim II ke Pekanbaru dan turun dari kapal di pelabuhan, maka Sultan Siak ini singgah sebentar di rumah Tuan Kadi ini.

Rumah Singgah Tuan Kadi terletak di Kecamatan Senapelan yang menjadi titik awal beridinya Kota Pekanbaru. Rumah singgah Sultan Siak ini berdiri di atas lahan di pinggir Sungai Siak.

Tak jauh dari situ, berdiri tegak Jembatan I Siak atau yang populer disebut Jembatan Leighton atau 'Lekton' pelafalan dari Leighton, yang menghubungkan dua sisi Jalan Yos Sudarso dan dua kecamatan di Kota Pekanbaru yang dipisahkan oleh Sungai Siak, yakni Kecamatan Senapelan yang terletak di sisi Selatan dan Kecamatan Rumbai Pesisir di sisi Utara.

Model bangunan rumah khas Melayu ini bercat warna krem, kuning keemasan, serta biru dan masih dipertahankan seperti aslinya. Rumah berbentuk panggung yang dibangun pada tahun 1928 ini terbuat dari kayu, beratapkan asbes dan fondasinya terbuat dari tiang.

Keberadaan Rumah Singgah Tuan Kadi ini tak terlepas dari sejarah Kecamatan Senapelan yang menjadi cikal bakal berdirinya Kota Pekanbaru. Tak jauh dari Rumah Singgah Tuan Kadi, terdapat Masjid Raya Pekanbaru, masjid tertua di Kota Pekanbaru, Riau.

(mei/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial