Musala Ini Masih Berdiri Kokoh di Tengah Puing Sisa Kebakaran di Jakut

4 hours ago 2

Jakarta -

Musala Baiturrahman masih berdiri tegak di antara puing dan abu sisa kebakaran di Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Di sana, mayoritas bangunan lainnya telah rata akibat kebakaran besar pada akhir pekan lalu.

Bekas-bekas jilatan api tampak samar di dinding Musala Baiturrahman. Tempat ibadah sederhana itu sudah dibersihkan dan masih dapat dipakai untuk beribadah.

"Kejadian kebakaran itu datang pas salat Jumat. Tengah-tengah salat. Tiba-tiba ibu-ibu teriak dari luar, katanya api sudah di atas," kata Pengurus Musala Baiturrahman, Hamdi Barno, saat ditemui di lokasi kebakaran, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (9/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suaranya pelan, matanya pun tampak masih menyimpan kepedihan atas musibah yang baru saja melanda kampungnya. Saat itu, katanya, warga yang sedang bersiap menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Hidayah, yang letaknya tak jauh dari musala terpaksa membubarkan diri.

Musala Baiturrahman masih berdiri tegak di antara puing dan abu sisa kebakaran di Penjaringan, Jakarta Utara. (Brigitta Belia/detikcom)Pengurus Musala Baiturrahman, Hamdi Barno (Brigitta Belia/detikcom)

Api menjalar terlalu cepat. Asap tebal dan suara ledakan yang diduga dari tabung gas membuat kepanikan menyebar.

"Bukan karena tidak mau bantu padamkan api, tapi semua warga sibuk selamatkan barang masing-masing. Tapi ya semua hangus juga akhirnya," ungkapnya.

Sekolah Madrasah di belakang musala pun tak luput terdampak kebakaran. Buku, komputer, hingga perlengkapan belajar habis terbakar.

"Termasuk kitab-kitab dan komputer madrasah. Nggak ada yang sempat diselamatkan," ujarnya.

Hamdi takjub atas kuasa Allah hingga bangunan inti musala ini masih bisa digunakan untuk salat. Musala Baiturrahman tetap berdiri meski bagian depannya hangus dan beberapa sisi menghitam sisa terkena panas api.

"Mungkin karena ini rumah Allah, ya. Sedekah orang banyak juga di sini. Jadi masih dijaga. Masih bisa buat tempat berlindung, tempat salat," tuturnya.

Musala ini dibangun lebih dari dua dekade lalu, dan sepuluh tahun terakhir mendapat perbaikan cukup signifikan. Keberadaan Musala Baiturrahman sangat penting bagi warga sekitar.

"Di sini udah tiga kali kebakaran terjadi selama saya tinggal di sini. Tapi yang kemarin itu paling besar," ucapnya.

Kini, di tengah reruntuhan, Musala Baiturrahman menjadi simbol ketabahan dan harapan. Di sinilah warga kembali berkumpul, memanjatkan doa-doa setelah musibah, berharap akan ada pemulihan dan pembangunan kembali.

"Kemarin ada dari Muhammadiyah datang ke sinu, semoga ada bisa bantu-bantu perbaiki ini," pungkasnya.

Luar Area Kebakaran Capai 3 Hektare

Kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakut. Luas area yang terbakar sekitar 3 hektare (ha).

"Luas (area terbakar) 30.000 meter persegi (3 ha)," kata Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakut, Gatot Sulaiman, Sabtu (7/6).

Petugas pemadam kebakaran (damkar) menerima informasi kebakaran permukiman itu terjadi di Jalan Duta Harapan Indah RT 07 R@ 02, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakut pada Jumat (6/6). Proses pemadaman berlangsung hampir 12 jam dari pukul 12.27 WIB dan selesai pada Sabtu (7/6) pukul 00.16 WIB.

Sebanyak 30 mobil damkar beserta 150 orang personel dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan kebakaran tersebut. Dilaporkan ada 450 rumah dan 750 kepala keluarga (KK) warga terdampak kebakaran dengan taksiran kerugian materiel mencapai sekitar Rp 8 miliar.

(bel/jbr)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial