Sucre -
Sedikitnya 10 polisi Bolivia mengalami luka-luka setelah terlibat bentrokan dengan massa pendukung mantan Presiden Evo Morales, yang menuntut agar sang mantan presiden itu diizinkan mencalonkan diri lagi untuk masa jabatan keempat dalam pemilu Agustus mendatang.
Bentrokan itu, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), terjadi di wilayah Bolivia bagian tengah yang menjadi lokasi para pendukung Morales memblokir ruas jalanan pada Senin (2/6) waktu setempat, untuk memprotes diskualifikasi sang mantan presiden itu dalam pemilu mendatang.
Wakil menteri keamanan warga, Carola Arraya, melaporkan bahwa enam polisi di antaranya mengalami luka-luka akibat ledakan dinamit di area desa Bombeo, yang menjadi basis utama Morales di wilayah Cochabamba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aksinya, para demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Luis Arce yang saat ini menjabat dan mereka salahkan atas krisis ekonomi parah yang melanda negara tersebut. Arce juga dianggap bertanggung jawab atas penolakan otoritas pemilu untuk mengizinkan Morales mengikuti pemilu 17 Agustus nanti.
Omar Ramirez, yang memimpin gerakan Evo Pueblo -- yang didirikan Morales stelah dia keluar dari partai berkuasa awal tahun ini -- mengatakan bahwa ada "beberapa orang yang terluka di antara rekan-rekan kami". Dia tidak menyebut jumlah korban luka itu.
Morales yang merupakan salah satu pemimpin terlama di Amerika Latin, menjabat tiga periode sebagai Presiden Bolivia antara tahun 2006 hingga tahun 2019 sebelum dipaksa mengundurkan diri setelah pelaksanaan pemilu yang dinodai tuduhan kecurangan.
Meskipun dilarang oleh Mahkamah Konstitusi untuk mencalonkan diri sebagai capres untuk masa jabatan keempat, selain juga didakwa atas tuduhan perdagangan manusia terkait dugaan hubungan seksualnya dengan anak di bawah umur saat masih menjabat, Morales berusaha keras untuk maju capres bulan lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Bolivia Memanas! Eks Presiden Ancam Mogok Makan, Pendukungnya Culik Militer
Ramirez mengatakan bahwa pertikaian pemilu itu "dikesampingkan" karena krisis ekonomi bagi para demonstran. Kekurangan dolar dan bahan bakar yang parah telah menyebabkan harga barang-barang kebutuhan pokok meroket, yang membuat warga Bolivia berulang kali berunjuk rasa di jalanan dalam beberapa bulan terakhir. Para sopir bus dan pedagang pengecer juga mengumumkan unjuk rasa pekan ini atas situasi tersebut. Presiden Arce, dalam pernyataannya via media sosial X, menyebut motif sebenarnya dari aksi protes itu adalah "pencalonan Morales yang tidak konstitusional" dan menuduh Morales bersiap "menutup kota-kota dan mencegah pengiriman makanan, seperti yang pernah dilakukannya di masa lalu" untuk melanjutkan upayanya kembali ke politik. Lihat juga Video: Bolivia Memanas! Eks Presiden Ancam Mogok Makan, Pendukungnya Culik Militer
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini