Jalan Panjang Mencari Keadilan

1 month ago 54

Jakarta -

Polemik Oriental Circus Indonesia (OCI) memicu perhatian khusus di mata publik. Semua berawal dari sejumlah eks pemain sirkus OCI, yang mengaku menjadi korban eksploitasi saat masih aktif menjadi pemain sirkus. Tidak hanya itu, mereka mengaku mengalami kekerasan dan dipisahkan dari orang tua dan keluarga.

Dua diantaranya adalah Vivi nurhidayah dan Rita louisa, keduanya bergabung dengan OCI ketika masih berusia dini, 2 dan 4 tahun. Selama aktif menjadi pemain sirkus OCI di tahun 70'an, Vivi dan Rita mengaku tidak mendapatkan gaji sama sekali, dan mengalami berbagai penyiksaan jika melakukan kesalahan saat latihan maupun sedang pertunjukan, mulai dari ditampar di bagian pipi, hingga dipukul menggunakan sandal kayu atau bakiak yang menimbulkan luka memar di bagian tubuh.

"Kalau mainnya nggak benar atau latihannya nggak benar, dan mereka itu kan selalu memberi target. Misalnya, satu hari oke jatuh itu masih keplak. Itu keplaknya bukan keplak tangan loh, saya belum pernah ngerasain itu keplak tangan, yang santai atau bahasa halus itu belum pernah terjadi, mainnya hajar aja," ujar Rita pada program Sudut Pandang detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awal mula main pakai tangan, tapi hajarnya itu sudah luar biasa. Nah itu nggak pernah tuh sekedar nampar itu nggak pernah, mainnya benar-benar pelan itu nggak pernah. Posisi saya itu masih sangat belia banget yah, nah itu selalu kalau pak Jansen (red: Jansen Manansang - Pemilik OCI) itu selalu menggunakan bakiak. Dilempar lagi, udah dilempar nah disitu tuh saya mulai agak stress itu. Di situ sekitar usia empat, lima, enam tahun itu sudah mulai terlihat perubahan yang sangat-sangat saya rasakan, kekejaman itu terus menerus yang saya rasakan," lanjut Rita.

Lebih parah dari Rita, Vivi mengaku sempat disetrum aliran listrik dan disekap di kandang macan saat dirinya kepergok kabur dari mess tempat tinggal para pemain sirkus.

"Ditarik dimasukin kandang macan sama pak Jansen waktu itu. Ya nangis-nangis karena takut, walau ada sekat ini macan, ini kosong, ini saya tapi kan saya takut gitu," kata Vivi.

"Nah itu pada saat itu saya sedih tuh. Dia itu ngambil setruman, setruman gajah. Mungkin buat gajah nggak sakit karena kulitnya tebal yah, kalau saya kan manusia, kulit saya tipis, saya di sundut-sundutin setruman pada saat itu," lanjut Vivi.

Pemilik OCI, Jansen Manansang membantah semua tuduhan yang dikemukakan oleh pihak yang mengaku sebagai korban. Lebih lanjut mereka mengatakan tidak mungkin melakukan hal yang tidak manusiawi, sebaliknya mereka mengaku sangat menyayangi para eks pemain sirkus OCI.

"Kalau patok sirkus lebar sekian, sepaha kita itu setengah meter. Itu kalau buat mukul orang, ngangkat dua tangan gak bisa gimana ngayuninnya, itu untuk ditancap ke tanah untuk ngikat tambang, jadi itu satu meter setengah matok gini semuanya. Kalau disetrum katanya, loh ya kalau ada setrum mungkin saya mati langsung jantung stop pak, untuk gajah semuanya. Dan itu kan nggak dipakai pak," ujar Jansen.

Sampai saat ini, para eks pemain sirkus OCI yang merasa menjadi korban tengah berupaya keras untuk mendapatkan keadilan, dari mulai mendatangi DPR, hingga mendatangi Komnas HAM.

Ingin tahu selengkapnya? Saksikan hanya di program Sudut Pandang detikcom, dalam kanal 20detik.

(ppy/ppy)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial