Produsen di Setu Babakan Dukung Aturan Ondel-ondel Tak Dipakai Ngamen

5 hours ago 3

Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta tengah menyusun peraturan daerah (perda) larangan ondel-ondel untuk mengamen. Produsen ondel-ondel menyambut baik aturan larangan itu.

Pemilik Rumah Produksi Ondel-ondel di Kampung Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan, Asril (50), setuju agar ondel-ondel tak dipakai untuk mengamen. Sebab, menurutnya, ondel-ondel merupakan simbol kebudayaan.

Asril telah menggeluti kerajinan ondel-ondel sejak 2017. Dia biasa menjual atau menyewakan ondel-ondel hasil rumah produksinya kepada instansi maupun masyarakat umum. Dia hanya menyewakan boneka karyanya sebagai pajangan acara-acara tertentu. Tidak untuk digunakan mengamen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oh itu nggak ada (ondel-ondel disewa untuk ngamen), nggak ada disewain untuk jalanan. Hanya untuk acara, instansi pemerintah orang-orang mau pesta," kata Asril saat ditemui, Senin (9/6/2025).

Menurut Asril, ondel-ondel merupakan kesenian asli Betawi yang sarat makna. Oleh karena itu, dia memastikan ondel-ondel yang diproduksinya tidak diperuntukkan buat mengamen.

"Itu kan dari seni budaya, nggak boleh (untuk ngamen). Inikan punya seni budaya yang punya tradisi masing-masing, jadi kita nggak ada (yang disewa untuk mengamen)," ucapnya.

"Dia beda rakitan di dalam yang bisa dipakai jalan, sama yang ini. Kalau ini nggak bisa dipikul, buat nongkrong aja, diem aja. Kalau yang dipakai ngamen kan buat orang di dalam," jelasnya.

Asril mengaku tak ada alasan khusus mengapa tak menyewakan ondel-ondel untuk mengamen. Hal itu hanya pilihannya sebagai pengusaha.

"Yang beli aja cukup, yang sewa aja cukup. Dari saya pribadi nggak mau, karena ini simbol kebudayaan. Kita kan pengusaha harus ada pilihannya, kalau orang mau gimana bodo amat," jelas dia.

Meski begitu, Asril berharap pemerintah dapat lebih memajukan kebudayaan Betawi. Salah satunya dengan memberdayakan orang asli Betawi.

"Biar ini anak cucunya pada tau kalau ada budaya yang nggak bisa ditukar sama apapun. Lebih diberdayakan aja, kasih lah peluang usaha apa yang dia bisa, Setu kan gede itu. Kalau begitu ekonomi kan berputar, jangan malah orang asli Betawi-nya disepak, diperhatikan aja," ungkapnya.

Senada dengan Asril, Pendiri Betawi Online Gallery, Mohamad Ardiansyah (34), juga tak menyediakan ondel-ondel buatan gallery-nya untuk digunakan mengamen.

"Kalau kita nggak pernah buat untuk pengamen ya, jadi kebijakan (yang sedang disusun) itu kalau dari sisi bisnis nggak impact ke kita," terang Ardi.

Sebagai orang asli Betawi, Ardi pun menyambut baik aturan larangan ondel-ondel untuk mengamen. Namun menurutnya pemerintah juga harus menyediakan wadah yang pasti bagi para pengamen ondel-ondel jalanan saat ini.

"Kalau saya bagus sih, kalau dilarang bagus, karena sedih juga budaya Betawi dipakai untuk ngamen, saya kurang suka juga," tutur Ardi.

"Tapi di satu sisi juga mereka nggak ada wadahnya, mereka mencari peluang melalui ngamen di jalan. Baiknya kalau pemerintah mau larang, sediakan wadahnya untuk berbudaya, mau gimana pun mereka seniman jalanan, makannya mereka mencari ke jalanan. Kalau misalnya difasilitasi sama pemerintah harusnya yang begitu nggak ada lagi," tutur Ardi.

Aturan Lagi Disusun

Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengatakan pihaknya sedang menyusun peraturan daerah (perda) larangan ondel-ondel untuk mengamen. Ia berharap perda ini dikeluarkan sebelum HUT Jakarta pada 22 Juni 2025.

"Sedang (disusun). Ini sebetulnya masuk ke dalam perda yang sedang kita susun, Lembaga Adat Masyarakat Betawi. Nah, inilah yang sedang kita susun perdanya karena itu komponen daripada artifisialnya, misalnya lenong, kemudian samrah, kemudian termasuk ondel-ondel," kata Rano di usai CFD di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (8/6/2025).

Rano mengatakan sejumlah tokoh Betawi menyambut positif terkait itu. Ia mengatakan Pemprov ingin membuat regulasi melestarikan hal itu.

"Ya, mereka sambut baik. Itu kan statement itu keluar dari Pak Gubernur di saat Pak Gubernur hadir pada sarasehan tokoh-tokoh Betawi karena masyarakat Betawi juga mengharapkan itu," ujar Rano.

"Nah inilah sebetulnya harus kita ambil alih, pemerintahan ambil alih untuk menempatkan kegiatan atau kesenian kepada tempat yang baik," sambungnya.

(ond/eva)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial