Elon Musk Menentang Kebijakan Pemerintah, Trump Ancam Putus Kontrak Bisnis

1 day ago 10

Jakarta -

Elon Musk mulai mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump usainya dirinya mundur dari pemerintahan. Mengutip laporan CNN, tindakan Musk yang menentang Trump akan berdampak pada bisnis Tesla.

Awal keretakan keduanya bermula dari kecaman Musk terhadap rancangan Undang-undang (UU) agenda domestik Trump dalam beberapa hari terakhir. Trump pun mengakui memburuknya hubungan tersebut melalui pertengkaran di sosial media beberapa waktu lalu.

Imbasnya, para pendukung Trump yang hendak membeli produk Tesla akan menjauh. Tak hanya itu, ambisi Tesla untuk mobil tanpa pengemudi memerlukan persetujuan pemerintah, sesuatu yang tampaknya tidak lagi pasti di tengah perseteruan Musk-Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bisnis Musk lainnya seperti SpaceX dibangun berdasarkan kontrak pemerintah juga disebut terancam. Analis riset ekuitas senior Wedbush Securities dan pendukung lama Tesla Dan Ives mengakui keretakan antara Trump dan Musk sangat membahayakan kerajaan bisnis CEO Tesla itu.

"Agak membingungkan bahwa Musk bersikap sangat negatif terhadap Trump begitu cepat. Ini adalah jalan yang berpotensi sangat berbahaya," kata Dan Ives dikutip dari CNN, Jumat (6/6/2025).

Kendati keretakan hubungan Trump dan Musk dapat diprediksi, para analis menilai kondisi ini tetap mengejutkan pasar. Terlebih kala kedua pihak itu saling melempar sindiran di media sosial, saham Tesla terus mengalami kemerosotan.

Saham Tesla (TSLA) anjlok 14% pada hari Kamis karena hubungan baik antara Trump dan Musk hancur di hadapan seluruh dunia. Aksi jual tersebut menghapus sekitar US$ 152 miliar dari nilai pasar Tesla dan US$ 34 miliar dari kekayaan bersih Musk, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Ives menyebut, para pemegang saham Tesla merasa kecewa pada berbagai tingkatan. Pertama, Musk menyerang presiden secara terbuka dapat semakin memperkecil basis pelanggan pembuat mobil itu karena membuat marah pendukung Trump.

"Anda bisa saja mengasingkan kedua belah pihak hanya dalam waktu beberapa bulan. Bila Anda adalah perusahaan yang berhadapan langsung dengan konsumen, itu adalah hal yang sebaliknya dari apa yang ingin Anda lakukan," jelas Ives.

Kedua, Tesla bergantung pada pemerintah federal untuk keringanan pajak dan persetujuan atas teknologi kendaraan otonom penuh yang kontroversial, lampu hijau yang diharapkan para investor setelah pemilihan umum.

Neuralink, perusahaan rintisan chip otak milik Musk, juga bergantung pada persetujuan FDA. Selain itu, pemerintahan Trump akan membantu menetapkan lanskap regulasi untuk kendaraan otonom, belum lagi kecerdasan buatan dan prioritas Musk lainnya. Presiden juga tidak malu-malu menggunakan kekuatan pemerintah federal untuk merugikan lawan-lawannya .

"Anda ingin Trump bersikap baik di kotak pasir. Anda tidak ingin Trump bersikap buruk kepada Anda," kata Ives.

Peneliti Eksekutif Harvard Business School dan mantan CEO Medtronic Bill George menggambarkan, perseteruan Trump dan Musk baru-baru ini sebagai perpisahan yang brutal.

"Jangan pernah berperang dengan presiden Amerika Serikat, akan ada banyak kerusakan tambahan pada bisnis Anda," ujarnya.

Trump Colek Proyek Elon Musk

Trump juga sempat menyinggung subsidi dan kontrak pemerintah terhadap sejumlah proyek Musk. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump sempat menyebut menghentikan sejumlah subsidi dan kontrak pemerintah dengan bisnis Musk adalah upaya menghemat anggaran.

"Cara termudah untuk menghemat uang dalam Anggaran kita, Miliaran dan Miliaran Dolar, adalah dengan menghentikan Subsidi dan Kontrak Pemerintah dengan Elon. Saya selalu terkejut bahwa Biden (Joe Biden) tidak melakukannya!" ucap Trump dalam Truth Social.

SpaceX, perusahaan antariksa swasta milik Musk, sangat bergantung pada kontrak federal, khususnya dari NASA. Internet satelit Starlink milik SpaceX baru-baru ini memperoleh bisnis dari Badan Penerbangan Federal untuk membantu lembaga tersebut meningkatkan jaringan yang digunakan untuk mengelola wilayah udara AS.

Pendiri Yale Chief Executive Leadership Institute Jeffrey Sonnenfeld mengatakan, pelajaran dari kisruh Musk dan Trump bukan tentang CEO yang mengambil posisi politik, melainkan rasa hormat.

"Pelajaran di sini adalah bahwa tidak ada kehormatan di antara pencuri. Mereka adalah dua bos mafia yang telah berpisah. Dan sekarang mereka akan saling menjatuhkan," kata Sonnenfeld.

(hns/hns)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial