Sejarah Klakson dari Teriakan Sampai Diteriaki Om Telolet Om

8 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah lalu lintas yang sibuk, suara klakson adalah elemen kecil dengan dampak besar. Berawal dari hanya suara teriakan, kini klakson telah berevolusi menjadi bagian penting keselamatan berkendara di seluruh dunia.

Sebelum teknologi berkembang, pengemudi menggunakan teriakan untuk memperingatkan kehadiran mereka. Ini menjadi dasar alat penghasil suara pertama pada kendaraan, seperti terompet tangan dan klakson bola karet.

Pada awal abad ke-19, Miller Reese Hutchinson menciptakan klakson elektrik pertama, mengubah cara pengemudi berkomunikasi di jalan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ilustrasi klakson teloletDeain klakson seperti terompet. (iStockphoto/Joe_Potato)

Pelopor klakson elektrik

Ford Model T dan Model A menjadi pelopor penggunaan klakson elektrik pada kendaraan. Dirancang oleh Peter E. Martin pada 1908, alat ini memanfaatkan energi listrik untuk menghasilkan bunyi nyaring yang khas.

Istilah "klakson" berasal dari merek Klaxon, yang diproduksi oleh Lovell-McConnell Manufacturing Co. di Amerika Serikat.

Kata ini diambil dari bahasa Yunani "klazō," yang berarti "berteriak." Klakson elektrik buatan mereka, terkenal dengan bunyi "ahooooga," menjadi simbol alat peringatan suara di era awal otomotif.

Kesuksesan merek Klaxon menjadikannya sinonim global untuk alat peringatan suara. Fenomena ini serupa dengan bagaimana "Xerox" digunakan untuk menggambarkan fotokopi atau "Google" untuk pencarian di internet.

Seiring waktu, klakson manual seperti bola karet digantikan klakson elektrik bertenaga baterai. Sistem ini memanfaatkan arus listrik dan magnet untuk menghasilkan suara melalui getaran membran logam.

Pada kendaraan modern, klakson elektrik menjadi standar. Perbedaannya terletak pada kekuatan suara: mobil penumpang menggunakan nada lembut, sementara bus dan truk mengadopsi klakson angin (air horn) untuk menghasilkan suara keras dan bergema.

Sejumlah anak menanti bus lewat untuk mendengarkan klakson telolet di Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (22/12). (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)Sejumlah anak menanti bus lewat untuk mendengarkan klakson telolet di Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (22/12). (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana) (CNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana)

Jadi pop culture di Indonesia

Indonesia memperkenalkan fenomena budaya pop melalui klakson telolet. Berawal dari anak-anak di pinggir jalan yang meminta bunyi klakson unik, tren "Om Telolet Om" mendunia di media sosial.

Klakson telolet adalah modifikasi klakson elektrik atau angin, menghasilkan nada lucu dan musikal. Bahkan, beberapa pabrikan kini memproduksi klakson dengan fitur tersebut. Fenomena ini menunjukkan bagaimana teknologi bisa menjadi bagian dari budaya.

Klakson memiliki pesan penting di jalan: memperingatkan, menunjukkan keberadaan, atau sekadar berterima kasih. Dalam situasi darurat, klakson membantu mencegah kecelakaan, terutama di jalanan sempit atau ramai.

Namun, penggunaannya harus bijak. Di Indonesia, membunyikan klakson sembarangan dilarang, terutama di area seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah.

Seiring waktu, klakson telah menjadi simbol komunikasi antar pengemudi. Dari teknologi mekanik hingga modern, perannya tak tergantikan. Klakson telolet bahkan membuktikan bahwa alat sederhana ini bisa membawa kegembiraan di jalan.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial