Profil Calon Dubes RI untuk Jepang Nurmala Sjahrir, Adik Luhut

6 hours ago 4
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Nama Nurmala Kartini Sjahrir menjadi sorotan publik setelah diusulkan Presiden Prabowo Subianto sebagai calon Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang.

Tokoh perempuan senior ini menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di hadapan Komisi I DPR RI pada Sabtu, 7 Mei 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penunjukan ini merupakan bagian dari daftar 24 nama calon duta besar yang diajukan Presiden Prabowo.

Nurmala bukan hanya dikenal karena pengalamannya di bidang diplomasi dan sosial, tetapi juga sebagai adik kandung Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan serta ibu dari Pandu Patria Sjahrir, Chief Investment Officer (CIO) Danantara.

Jejak pendidikan dan awal karier

Nurmala Sjahrir lahir di Simargala, Kecamatan Janji Maria, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, pada 1 Februari 1950.

Ia menamatkan pendidikan sarjana di jurusan Antropologi Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1976.

Semasa kuliah, Nurmala aktif di organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala UI) dan bahkan pernah menjabat sebagai ketua.

Pendidikan lanjutannya ia tempuh di Amerika Serikat, dengan meraih gelar Master dari Boston University pada 1981.

Setahun setelahnya, ia lulus ujian kandidat doktor (PhD) di studi Antropologi.

Pengalaman diplomatik

Nurmala Kartini bukanlah sosok baru di dunia diplomasi. Ia pernah dipercaya sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Argentina, yang juga merangkap untuk Paraguay dan Uruguay, pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia dilantik pada 10 Agustus 2010 dan menjalankan tugasnya hingga 2014. Selama menjabat sebagai Dubes di Buenos Aires, Argentina, Nurmala mendapatkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Argentina.

Pada 15 September 2014, ia mendapay medali kehormatan "Order de Mayo al Mérito en el Grado de Gran Cruz"

Ini adalah penghargaan tertinggi yang untuk pertama kalinya diberikan kepada kepala perwakilan Indonesia di negara tersebut.

Aktif di politik dan sosial

Pengalaman Nurmala juga mencakup bidang politik dan sosial.

Ia pernah menjadi Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) menggantikan suaminya, Sjahrir, pada tahun 2007. Jabatan tersebut ia laksanakan hingga 2011.

Setelahnya, Nurmala bergabung dengan partai bentukan Yenny Wahid, PKBIB (Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru) pada tahun 2012.

Selain aktif di politik, Nurmala juga dikenal sebagai akademisi dan aktivis sosial.

Ia pernah mengajar di Universitas Indonesia dan menjadi peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Center for Policy and Implementation Studies (CPIS).

Ia juga dikenal sebagai mantan chief editor Yayasan Obor Indonesia dan majalah ekonomi-politik Jurnal, terbitan Institute for Economic and Financial Research (Ecfin).

Di bagian sosial, Nurmala aktif dalam berbagai inisiatif masyarakat.

Ia mendirikan gerakan perempuan Suara Ibu Peduli pada era Reformasi, serta menjabat di berbagai yayasan seperti Yayasan Lingkungan Sejahtera (Yasalira) dan Yayasan Rumah Ibu, yang menangani isu kekerasan dalam rumah tangga.

Ia juga sempat memimpin Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) serta Yayasan Kebun Binatang Ragunan.

Keluarga tokoh nasional

Nurmala Kartini menikah dengan Sjahrir, seorang ekonom dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang ekonomi periode 2007-2009.

Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai dua anak yaitu Pandu Patria Sjahrir dan Gita Rusmida Sjahrir.

Putranya, Pandu, dikenal sebagai figur penting dalam dunia investasi dan energi di Indonesia.

Kini di usia 75 tahun, Nurmala Kartini kembali membawa tanggung jawab besar untuk mewakili Indonesia di panggung internasional, kali ini di Jepang, salah satu mitra strategis utama RI di kawasan Asia Timur.

(zdm/bac)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial