90 Tahun Dalai Lama dan Jejak Konflik dengan China

10 hours ago 5

CNN Indonesia

Minggu, 06 Jul 2025 08:23 WIB

Hari ini, Minggu (6/7), Dalai Lama ke-14 merayakan ulang tahun yang ke-90. Hari ini, Minggu (6/7), Dalai Lama ke-14 merayakan ulang tahun yang ke-90. (AFP PHOTO / Biju BORO)

Jakarta, CNN Indonesia --

Hari ini, Minggu (6/7), Dalai Lama ke-14 merayakan ulang tahun yang ke-90. Tahun ini pun mungkin jadi pertarungan terbesarnya dengan Tiongkok soal siapa yang bakal jadi penerus tokoh Tibet tersebut.

Pada Rabu (2/7), pria bernama asli Tenzin Gyatso tersebut mengumumkan bahwa ia akan memiliki penerus setelah kematiannya. Kantornya juga bakal memiliki wewenang tunggal untuk mengidentifikasi reinkarnasinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya menegaskan bahwa lembaga Dalai Lama akan terus berlanjut," kata Dalai Lama lewat sebuah pesan video.

Dalai Lama terpilih bukan atas dasar pemungutan suara atau penunjukan oleh pemimpin tinggi. Buddhisme Tibet meyakini siklus kelahiran kembali. Seorang Dalai Lama diyakini memilih tempat dan waktu kelahirannya kembali demi kebaikan semua makhluk.

Akan tetapi, Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa menolak hal ini dan bersikeras bahwa hanya mereka yang berwenang menyetujui Dalai Lama berikutnya.

China mengecap Dalai Lama sebagai separatis berbahaya dan menyalahkannya karena memicu protes, kerusuhan, dan aksi bakar diri warga Tibet terhadap kekuasaan Partai Komunis. Namun tuduhan itu ditampik Dalai Lama. Ia menginginkan otonomi sejati bagi Tibet, bukan kemerdekaan penuh.

Pendekatan 'jalan tengah' tanpa kekerasan inilah yang membuatnya diganjar dukungan internasional dan Nobel Perdamaian.

Bertahan di bawah tekanan

Pasukan PKC masuk Tibet pada 1950 usai memenangkan perang saudara di China. Mereka ingin Tibet berada di bawah kendali Republik Rakyat yang baru terbentuk. Saat itu, Tenzin Gyatso masih berusia 15 tahun.

Partai mengklaim telah membebaskan Tibet dari 'perbudakan feodal'. Namun banyak warga Tibet melihat tindakan ini sebagai invasi dan pendudukan brutal. Pemberontakan pecah pada Maret 1959 dipicu kekhawatiran bahwa China bakal menculik Dalai Lama.

Tentara Pembebasan Rakyat menembakkan amunisi dekat istana Dalai Lama dan membuat pemimpin muda itu melarikan diri. China menghancurkan pemberontakan itu. Banyak korban berjatuhan yang jumlahnya masih jadi perdebatan.

Lanjut ke sebelah...


Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial